Refleksi Perkuliahan Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pembelajaran
Pandangan saya terhadap perkuliahan Perspektif Sosio Kultural dama Pendidikan topik 3 ini sangat luar biasa karena pembahasan materi yang sangat luar biasa. Materi yang dibahas lebih kompleks dan mendalam terkait memahami faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik dapat menjadi pertimbangan sebagai seorang untuk mempersiapkan pembelajaran. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, guru dapat membuat rancangan pembelajaran yang menyesuaikan dengan kondisi dan karakteristik peserta didik agar tercapainya sebuah tujuan/capaian pembelajaran yang diharapkan.
Pada kegiatan ruang kolaborasi, saya bersama dengan rekan-rekan satu kelompok mendiskusikan penugasan yang diminta oleh dosen yang berkaitan dengan sejarah konsep dasar sosio kultural dan kaitnya dengan teori belajar, seperti sejarah pendidikan Indonesia dari zaman kolonial Belanda dan penajajahan Jepang. Dengan adanya sistem pendidikan pada zaman tersebut munculah pemberontakan dari masyarakat Indonesia sehingga muncul sekolah Kartini, Taman Siswa, Organisasi Budi Utoma, dan lain sebagainya. Munculnya sekolah dan organisasi tersebut karena munculnya kesadaran nasionalis dan kebudayaan bangsa. Adapun insight dari kelompok lain terkait konsep dasar sosio kultural yang berkaitan dengan teori belajar, seperti teori belajar Vygotsky (sosial kognitif), Edward Alsworth (psikologi sosial), dan Sumner (sosiokultural modern).
Selain itu, mendiskusikan terkait pentingnya perspektif sosio kulturan dalam pendidikan. Menurut kelompok saya, pentingnya pentingnya perspektif sosio kulturan dalam pendidikan, yaitu untuk mempertimbangkan bagaimana pembelajaran dilaksanakan, adanya pemerataan pendidikan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, sebagai keberlangsungan identitas bangsa, dan sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Dari konsep-konsep yang sudah didiskusikan, selanjutnya saya bersama dengan rekan satu kelompok mencari contoh sistem pendidikan yang ada di suatu daerah dengan melihat pendekatan, strategi, model, metode, maupun teknik yang digunakan. Kelompok saya memilih sistem pendidikan yang ada di Singapura. Sistem pendidikan yang ada di Singapura fleksibel dan beragam, memberikan berbagai pilihan agar memenuhi kebutuhan masing-masing siswa. Penerapan pendidikan di Singapura siswa aktif bertanya dan ekslporasi untuk mencari jawaban, memecahkan permasalahan baru, berpikir dengan cara baru, dan menciptakan pengalaman baru. Selain itu, saya mendapat insight baru dari kelompok lain yang membahas sistem pendidikan di daerah lain, seperti sistem pendidikan di daerah Minahasa, Yogyakarta, dan Jabodetabek.
Selain itu, manfaat memahami dan mempelajari topik ini menjadikan guru lebih memikirkan media, strategi, maupun teknik pembelajaran yang sesuai dengan tujuan/capaian pembelajaran, menyenangkan, dan bermakna dengan menyesuaikan kondisi peserta didik, karakteristik peserta didik, dan keterbatasan-keterbatasan yang ada shingga dapat mengasah kemampuan dan kreativitas guru. Jika diminta untuk menilai kesiapan menjadi seorang pengajar, saya akan memberikan nilai 7 karena setelah mempelajari konsep-konsep materi yang ada di perkuliahan, mengobservasi pembelajaran yang ada di sekolah tempat PPL, mencoba untuk mengasistensikan guru pamong saat pembelajaran, serta mencoba untuk merancang rencana pembelajaran saya menjadi lebih tergambarkan bagaimana nanti kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan mempertimbangkan berbagai faktor.
Selain itu, yang perlu saya persiapkan untuk dapat diterapkan secara optimal saat pembelajaran adalah membuat profiling peserta didik agar lebih mengetahui karakteristik dan latar belakang masing-masing peserta didik yang akan diajar. Kemudian, dari hasil profiling tersebut saya akan mempertimbangkan pemilihan strategi, model, metode, teknik, dan media pembelajaran yang akan saya gunakan ketika nanti mengajar dan dikaitkan dengan materi yang akan dibahas. Perlu juga menyisipkan nilai-nilai kebudayaan dalam pendidikan agar pembelajaran tetap memperhatikan dan melestarikan kebudayaan yang ada agar tetap menjaga identitas bangsa. Namun, tidak lupa juga untuk tetap mempertimbangkan faktor lainnya, seperti faktor sosial, ekonomi, maupun politik.
Komentar
Posting Komentar